Falisa's Story

freak myself out, cherry blossom girl...

      The Royal Kingdom

      Snowblithe

      The Highest King

      Bara Anggara

      The Sweetest Queen

      Caca Falisa

      Cherry-Wolf

      Blue Red

Friday, September 18, 2009

Shadow Knight...!!!

Posted by falisa |


Aku belum mengerti tujuan sebenarnya teriakan sumbang yang memenuhi antero “SNOWBLITHE” dimana sekarang ini aku bertahta. Mungkinkah setelah pangeran kegelapan menculikku, hingga aku kembali dalam tahtaku kini, selama ini aku tak tahu ada penghuni lain di Snowblithe. Adakah yang telah mengintai, menyelundup, sedikit mengambil alih kekuasaanku. Shadow Knight!!! Entah, baru saja aku mendengar gemersik di sekitarku. Lonceng-lonceg pertanda berbunyi meramaii kerajaanku. Akankah penjarahan terjadi lagi? Bukankan Shadow seharusnya bersama Pangeran Kegelapan saat ini?

The Highest King of Snowblithe disini masih melindungiku dalam lingkaran lingkaran kebesarannya. Dan aku pun menghangatkan suasana dengan menebar serbuk perak kerlipan bintang. Aku meyakinkan diriku. Dia Rajaku. Ah, suara ini semakin memekakkan telinga ketika aku mencoba meyakinkan diriku. Ataukah ini hanya perasaanku? Aku pergi ke tempat tertinggi di kerajaanku. Merasakan sentuhan bayu yang menerpa halus tubuh lemahku, selembut dahulu. Aku layu. Aku semakin layu. Ketika kelayuanku mencapai masa kritisnya, aku semakin tak kuasa. Shadow knight menjarah lagi. Aku melihatnya berkeliaran di hutan pinus berkendara kuda bermata merah. Ia semakin cepat dan… ah,,,!!! Sekelebat sinar hampir membutakan mataku. Di mana Rajaku? Dimana ia? Tak pedulikan lagi dengan keadaanku? Apakah dia tak mengerti? Ahhh!!!! Sinar ini datang lagi!!!! Aku… aku… Aaarrrgggghhh!!!

The Highest King of Snowblithe datang, menemukanku terkapar tak berdaya. Aku hampir meninggalkan Snowblithe. Kemudian bersama redupnya cahaya bulan yang tersamar aku bercengkrama. Bagaimana bias Shadow knight masuk dalam kerajaan kita? Ia diam. Ia harus pergi!!! Ataukah sang Raja masing menginginkannya hadir di sini, meski hanya diam menghuni hutan pinus liar? Meresahkan. Ah, tidak!!! Ini kerajaanku. Tak sembarang orang bisa memasukinya sebebas itu. Mengganggu ketentraman snowblithian. Dia harus pergi!!! Gemerincing lonceng semakin kuat dan liar membahna dalam langit yang bisu. Aku melihat langit luar kastilku, dimana sekarang ini aku berdiri. Sang Raja memihakku, Ratunya. Mengibarkan bendera perang melawan Shadow Knight..

Petir menyambar tak tentu arah, gerumulan awan hitam pun menutupi langitku. Kemarahan shadow knight!!! Kami tak gentar, perisai cinta masih milik kami dan perisai ini akan melindungi siapapun yang masih memiliki satuan asa. Bluewolf masih terpenjara dengan tenang. The Highest King belum benar-benar membutuhkannya. Dia bisa mengendalikan Bluewolf sekarang dan pada saatnya nanti, bluewolf akan dating. Sebenarnya tak rela. Karma jiwanya akan tercabik ketika ia kembali menjadi bluewolf. Tapi bagaimanapun juga semua telah bermula. Entah sampai kapan akan berakhir. Dan semoga tak berakhir dengan Bangkitnya Bluewolf.

Thursday, September 17, 2009

SNOWBLITHE

Posted by falisa |

Aku kangen hidup tenang damai bahagia di snowblithe

The Dark Prince hitam masih mengawasiku. Meracuni ingatanku tentang Snowblithe dan Bluewolf. Aku... aku... aku rindu!!! Tapi racun itu selalu mengubah pikiranku. Membalikkan fakta yang diteriakkan hatiku. Aku sakit, aku tak kuasa. Ketika kerinduanku tak terbendung, meronta aku ingin melarikan diri dari kerajaan yang sama sekali tak ku kenal. Di dalamnya terdapat banyak kepalsuan. Selama apapun aku tinggal, aku tak pernah merasa nyaman di kerajaan yang selalu mengekangku itu.
Sungguh, kurindukan Bluewolf. Hari itu the Dark Prince mengajakku berkeliling di kerajaannya. Dengan hari gusar aku menerima tawarannya. Sebenarnya kontak hatiku dengan Bluewolf masih terikat kuat. Aku merasa bluewolf ada di dekatku. Semakin jauh aku meninggalkan kerajaan pangeran kegelapan, semakin kuat hatiku menggetarkan nada-nada rindu.BLUEWOLF... Di manakah hadirmu? Adakah ku masih dihatimu?
Kenapa aku semakin merasa dekat? Mengapa jiwa ini begitu kuat ingin melepaskan diri dari dekapan. Aku ingin lepas, mencari Snowblithe dan Bluewolf. Tapi hipnotisnya sesalu menekan keinginanku. Ah, BLUEWOLF, aku hanya bisa mengharapkan kedatanganmu. Akankah kau ‘kan menyelamatkanku?
Aku melihat bluewolf di balik semak rerimbun. Seketika itu hipnotis yang selama ini meracuni pikiranku, lenyap...

Untuk mama

Posted by falisa |

Hatiku rindu meneriakkan tanyaku.mengarungi langit fajar, mencari bulir-bulir kesalahan. Kutanyakan pada kaca benggala, “Di mana letak salahku, hingga semua menjauh dariku?”. Diam, bisu tak bersua. Sakitku ini terlunta-lunta meronta. Menyaksikan kebisuan yang semakin menjadi teramat sangat kemudian senyap. Merangkak aku ke bukit tinggi, mencari, di manakah batu merah yang mengganjal nurani.
Mutiara air berkilauan yang menjatuhkan diri kepangkuanku, tak menyejukkan hati gersangku, sama sekali. Kulihat kupu-kupu pun termangu menyaksikan keterpurukanku. Kuhirup hembusan angin yang dinginnya menyayat hati luka. Aku tlah merindu akan berpisahnya ujung dan pusat syarafku. Aku menginginkan jiwaku terlepas bebas mengarungi arus waktu.
Yang kuharapkan kehadirannya tak kunjung sedikitpun. Aku menanti hingga aku sangsi terhadap kebahagiaanku. Akankah ia kembali? Seketika itu, sayup kudengar langkah kaki menjejakkan diri di balikpintu kamarku. Aku rindu senyumnya. Meski getir, setidaknya mampu membawa sejuk hatiku.
Rinduku berarak keluar diantara waktu. Menderu deru manyesakkan hati sendu. Sekejap terlintas bayang senyumnya. Menyudutkan aku dalam jeruji jeruji imaji.
Kulihat wajah seorang yang selalu menentramkan jiwaku, menenangkan resahku. Mengalir urat- urat kebencian terhadapku. Wajah teduh yang selalu membuatku tersenyum, kini teduhnya membuatku menangis meraung. Eraman hatiku semakin menjadi. Ingin kucuri hatinya kembali, hingga aku teduh terlelap dalam kasih sayangnya.

2 authors

Posted by falisa |

“Bebas lepas tinggi di awan
Menunggu semilir bayu merekah merdu
Tersenyum mensyukuri bahagia jiwaku pagi ini
Di tepian gelora yang terpendam jauh
Terpikat embun menoreh satuan asa
Menjamu biru rasa indahku
Mentari... mentaripun tak cukup cerahkan hari
Jiwaku terasa lebih hangat disampingmu
Diiringi sayu lembut sapuan mata sayumu
AKU KAMU JUGA CINTA”

28 Februari 2009
Bara , Caca

Aku dan Cita-citaku

Posted by falisa |


Aku. Sebelum aku menceritakan lebih jauh tentang cita citaku, alangkah elok jika aku mengenalkan diriku, siapa aku. Aku penguntai manik manik cahaya, kurangkai sedemikian rupa hingga kisah hidupku menyerupai rasi bintang yang tak pernah berubah. Dalam keanggunan sinarnya, membawa kebahagiaan dalam sebuah keheningan. Ketabahannya menunggu malam tuk kembali bersinar, dan mengantarkan dunia dalam deruan sapa mentari. Aku, dalam sejuk untaian kisahku, berkawan dengan kabut, pelangi, mentari, angin, pasir, air dan bara. Kabut dengan sikapnya yang dingin, pelangi dengan keriangannya bersorak, mentari dengan ketulusannya menurunkan pedang pedang cahaya, angin dengan kesejukannya berhembus, pasir dengan keikhlasannya menampung gundah, air dengan ikatan persahabatan yang kuat dan bara dengan kehangatannya. Aku menyayangi orang-orang disekitarku, sebesar ledakan yang terjadi jika jupiter bertabrakan dengan matahari, seluas galaksi, sepanjang jembatan nebula, sedalam kerajaan atlantis. Aku mempertaruhkan apapun yang kumiliki bahkan nyawaku. Satu manik yang paling kutakuti bila teruntai dalam kisahku adalah benci. Aku tak bisa dibenci. Karna aku akan sangat rapuh bila seseorang mengatakan benci padaku, walaupun hanya lewat sorotan matanya. Karenanya aku sangat menjaga perasaan orang-orang disekitarku, membuat mereka nyaman berada di sekelilingku. Menebarkan serpih serpih kebahagiaan dalam hatinya, membuka lebar pikiran mereka, hingga masalah masalah terlepas bebas dari pikiran mereka, dan kemudian mencari jalan keluarnya dengan mudah. Aku memang bukan malaikat. Aku hanya sesosok tubuh berjiwa, yang memiliki sayap disalah satu sisiku dan tanduk di sisi yang lain. Aku memiliki nafsu akal dan pikiran diantaranya. Dan ketiga hal itulah yang mengendalikan diriku untuk menjadi sosok bertanduk, ataukah bersayap. Setidaknya seperti itu.Aku.

Semua mungkin terkesan biasa. Dan aku akan membuatnya menarik dengan bercerita tentang cita-citaku. Cita-citaku adalah mengejar impianku. Dua kata yang hampir semakna tetapi berbeda. Impian, impian yang menjadi cita-citaku terpendam jauh dalam celah-celah hati yang kemudian ketika ia muncul, akan terjadi percikan percikan api yang kemudian membesar menjadi kobaran semangat. Impian yang membangkitkan imajinasiku. Impian yang kemudian membawaku masuk dalam dunia baru ciptaanku. Mungkin beberapa orang berkesan aneh dengan impianku. Impian yang sama sekali tak terlihat, tak konkret bahkan sama sekali tak masuk akal.

Impian yang akan kukejar sebenarnya sudah melekat dalam jiwaku. Dan aku pun tlah menjadikannya seperti nyata. Impian yang sebenarnya sangat mudah dicapai bila seseorang percaya bahwa impiannya adalah nyata. Mencoba bagaimana meraih impian itu hingga menjadi nyata, dan membuka lebar lebar sudut pandang pikirnya. Impianku, pembawa cahaya saat aku terpejam kelam. Menegakkan kaki-kaki lemahku ketika lututku terlemas pilu. Membesarkan hati kecilku yang semakin mengkerut ketika ditempa problematika syahdu. Menebarkan sayap-sayap kedamaian ketika batinku beradu.

Impianku memiliki duniaku sendiri. Menciptakan suatu tempat, dimana aku bisa mengembangkan intuisiku. Sebuah kerajaan , dimana terbentang alam penuh cinta dan keajaiban. Tercipta dari tabir hati yang terdalam, dengan imaji yang terbuka lebar. Kemudian terbentuk oleh satu kekuatan kepercayaan. Aku memiliki itu dan kemudian aku mulai menciptakan duniaku. Aku menamainya, SNOWBLITHE. Serpih-serpih air meliuk-liuk mengikuti lintasannya yang berliku. Gemercik alirannya menceritakan kisah perjalanan yang menggiurkan, begitu indah. Seponggok tebing berdiri angkuh, menjadi benteng pertahanan kesucian Snowblithe. Bunga-bunga tersenyum ramah, gemulai menarikan tarian lembutnya yang mempesona. Padang hijau yang tak pernah kering menunjukkan keriangannya, bersedia menjadi permadani ketika melewati malam dan menjamah pagi. Hutan pinus yang menyimpan seribu rahasia dengan pepohonannya yang tak pernah tua. Rumah-rumah kecil beratap rumbia dihuni kurcaci penghitung bintang. Alam bawah batas tempat kita berpijak, air. Tepatnya danau. Disini, aku sering melepas sejenak masalah-masalah di dunia nyataku. Melupakan sejenak beban beban pikiranku. Mencari jalan keluar dengan ketenangan bisu. Kilauan air yang dibayangi sinar rembulan selalu membisikkan kata pelipur getir untukku. Aku sendiri menenggelamkan sedikit resah dalam tangis. Duduk di jejeran kayu yang tersusun rapi ditepian danau yang menjorok indah menuju pusatnya. Aku berada di ujung. Membiarkan kakiku menyentuh dinginnya air yang terlihat hangat. Menikmati sepi di duniaku sendiri. Biarkan dekat, menuju lekatnya peraduan. Mengadu pada air yang gelap. Berkaca pada kilau sang luna, menangis. Tangis adalah titian kasih yang mengalirkan gundah melalui pipi. Dan dengan itu aku mulai berpikir memecahkan masalah di dunia nyataku.

Cita-citaku adalah megejar impianku. Impian yang baru saja aku ceritakan. Memiliki dunia baru, ciptaanku. Dimana masalah masalah bisa dinetralisir dengan mudah. Dan aku selalu malekukannya dalam hidupku. Memandang suatu masalah, kejadian, dan menjalani hidupku dengan sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Sudut pandang yang akan dimengerti oleh orang-orang sepertiku. Hal sekecil apapun itu, akan menjadi besar dan menyenangkan. Masalah sebesar apapun itu akan terasa kecil dan mudah ditangani bila memandang dunia melalui mata yang membuka lebar pikiran dengan intuisi yang kuat dan dengan kepercayaan. Karna aku adalah penguntai cahaya dan impianku adalah pembawa cahaya maka jika keduanya menyatu, terajutlah cita-citaku untuk mengaplikasikan dunia imajinasiku dalam dunia nyataku, hingga keduanya berjalan beriringan menjadi untaian kehidupan yang menyenangkan. Dunia dimana aku bisa menjadi aku.

Kepalsuan Pernyataan Merpati

Posted by falisa |

Aku lebih suka dengan kesendirianku. Yang menciptakan kedamaian dalam pikirku. Menghanyutkan aliran perasaan batinku. Dari pada aku harus ditempa sesuatu yang berlawanan. aku dalam kesendirianku, bermain meniti pelangi, menapaki jalan setapak di pebukitan, bercengkrama dengan alam. menyatukan jiwa sebebas langit. aku benar-benar bahagia mempunyai alam bawah sadar.

Dibatas cakrawala aku menggantungkan pikirku, mencari kedamaian diantara pasir. Membuang serpihan masalah yang memberatkan diri tuk membuka hati.Bermain diantara air membasuh pikiran-pikiran kotor yamh menenggelamkan ekspresi. Aku bingung dengan mereka. Merpati-merpati liar yang tak hentinya meneriakkan kata sahabat. Namun, dengan sikapnya yang membingungkan.menudingku sebagai pembawa masalah. Menukik terbang menuju pusat syarafku dan mencengkeramnya hingga pecah.

Aku bosan. Merpati-merpati itu hanya menawarkan kebahagiaan. Tak pernah sekalipun mereka memikirkan hati dan perasaan. Mereka hanya selalu terbang dan tertawa. Membawa serpih kebahagiaan yang bagiku merupakan kebahagiaan yang sadis.

I'm an angel

Posted by falisa |

Biarkan jiwaku kosong, bebas ringan, membawa sayap suci kedamaian... Menebarkan indah di tiap lukanya.. Hatiku perih,,, perlukah aku menggantinya? Mengulang waktuku lagi. Menyalin cerita tanpa luka? Memeluk semua kehancuran. aku ingin berikan kebahagiaan... yang ada hanyalah rasa goresan darah bersimbah perih teriris senyap

Wednesday, September 16, 2009

Hari-hariku mengenal STATISTIKA

Posted by falisa |

Hari hariku mengenal lebih dalam dengan jurusan pilihanku. Dan belajar mengenalinya seperti aku ingin belajar mengenali bara. :D mungkin kedengarannya aneh... Tapi ini semangatku.

Aku mencintai statistika dengan segala keterbatasan waktu. Dan dengan waktu yang sangat cepat aku memulai hidup baruku dengan mencoba mencintainya sebelum mengenalnya lebih dalam... Dengan cara, mencari tahu kelebihannya. See the result, kelebihan statistika >>>

-> Google chief economics, Hal Varian on Statistics and data - February 2009. He says,"I keep saying the sexy job in the next ten years will be STATISTICIAN. People think i'm joking but, who would've guessed that computer engineers would've been the sexy job of the 1990's?"

(lumayan lah, dengan begitu aku termotivasi untuk cepet lulus n' gag nyesel masuk statistika. Kenapa? Karena 10 tahun lagi STATISTICIAN bakal terkenal, dibutuhkan, dan mudah mendapat pekerjaan-tentunya dengan dukungan IP yang baik, bahasa inggris OK, n' softskill yg memadai... Dan aku yakin, suatu saat statistician memang benar benar menjadi sexy job... Dan, bukan nggak mungkin lho, 10 tahun kedepan ada banyak anak kecil yang bercita cita menjadi STATISTISI... Ckckck... :)

Luar biasa... :D

-> Hm,,, mungkin awalnya aku ragu masuk statistika, kenapa?karena aku pikir STATISTIKA ituh jurusan yang sangat tidak diminati, jurusan buangan untuk orang orang yang bingung menentukan pilihan, dan jurusan orang orang yang hanya mencoba coba seperti aku ini. Dan ternyata dugaanku salah besar. Sebagian besar temanku yang telah aku ambil datanya dengan metode sampling,(:P helleh!!!) mengatakan bahwa memang benar2 mengambil jurusan statistika karena prospek kerja bagus. Karena suka matematika. Dan hanya ada 1 anak yang dikarenakan tidak masuk kedokteran. Mereka nggak asal ngambil jurusan aja. Mereka emang bener bener milih statistika. Dan aku sendiri pun gag asal milih. Walaupun sebenarnya sedikit asal sich... Tapi dengan pertimbangan prospek dan peluang kerja yang lebih terbuka. Dan selain ituh, kata pak dekan, ada 1700orang pendaftar statistika... Dan ituh yang membuat aku bangga masuk statistics. Ternyata banyak juga yah, yang pengen masuk statistika UGM,,, dan aku harus bersyukur mendapatkannya. Alhamdulillah... :))

->kenapa harus statistika UGM? See...!!! Musuh besar Statistics UGM, alias saingan dalam hal mutu, ituh Cuma IPB, yang kelasnya udah internasional. Dan tidak banyak universitas yang akreditasi prodi statistika-nya "A", ituh menambah peluang kerja lulusan statistika UGM menjadi lebih terbuka... UI gag ada statistika, UNDIP akreditasi B. UGM akreditasi A, bangga nuy,,, :))

-> sebenernya aku lebih suka kerja di perusahaan perusahaan swasta dengan salary yang OK. Yah, walaupun sebenarnya orang tua lebih mendukung menjadi pegawai negeri, klo dipikir pikir sich emang nantinya sudah jelas masa depannya klo jadi pegawai negeri. Klopun di negeri, aku pengen di BPS... Klo dosen kayake susah banget deh, secara semuane pengen jadi dosen... Huhuhu,,, sedangkan klo dosen otomatis cuman dikit tuh kuota penerimaannya,,, ya gag sech,,, em,,, pasrahkan saja pada Yang Maha Kuasa. Semoga Dia memberi yang terbaik untukku... Dan apa yang diberikannya adalah hal terbaik yang aku miliki... Alhamdulillah... :))

Subscribe