Falisa's Story

freak myself out, cherry blossom girl...

      The Royal Kingdom

      Snowblithe

      The Highest King

      Bara Anggara

      The Sweetest Queen

      Caca Falisa

      Cherry-Wolf

      Blue Red

Friday, May 7, 2010

Tekanan batin... (hahaha)

Posted by falisa |

Rasanya sakit banget denger omongan temennya Bara. Tapi, mungkin bener juga mereka. 1 orangpun di dunia ini gak ada yang percaya aku dan bara saling cinta. Tapi mereka pasti mikir, aku yang kejar Bara. Hmm, mungkin benar kata orang-orang aku tak pantas untuk seorang Bara. Aku hanya gadis biasa mungkin dibawah rata-rata, jika 1 per 1 gadis di dunia ini diberi penilaian. Bahkan mungkin minus. Aku sama sekali gak punya kelebihan dari segi manapun. Tapi aku punya banyak keburukan yang mungkin menjadi penyebab aku malu mengakui diriku. Aku bukan gadis tomboy yang gak pernah ngeluh n ngambek. Aku bukan gadis pendiam yang halus dan manis. Aku bukan gadis periang yang selalu ceria dan menyenangkan. Aku bukan gadis dewasa yang mandiri dan anggun. Aku bukan gadis cuek yang gak jaim dan PD. Aku bukan gadis serba bisa yang pintar dan kreatif. Aku bukan gadis cantik yang memperhatikan penampilannya. Entahlah, aku sendiri gak tau bagaimana aku mendeskripsikan diriku. Aku gadis yang gak punya ambisi. Aku gadis yang sama sekali gak mengenali diriku sendiri. Aku gadis yang sebenarnya gak bisa apa-apa tapi selalu menyombongkan diri, entah itu dengan apa. Aku gadis yang sama sekali gak jelas sifatku. Aku ekspresif dengan keadaan hatiku, tapi gak jarang aku menyembunyikan apa yang aku rasakan. Tapi, sering kali aku tak bisa menjaga control diri. Selalu berlebihan, menganggap dirinya "the best" paling... Paling... Dan paling... Tapi kenyataannya aku hanya gadis yang sangat biasa. Minus.
Entah dari sudut mana Bara melihatku. Harusnya dia malu memilikiku. Dan kenapa harus aku. gadis yang...( Hmm, masih belum yakin dengan semua ini). Gadis yang hanya bisa menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Bahkan mempermalukan ia. Selama dalam hubungan ini sebenarnya aku merasa hanya menjadi penambah masalah dalam hidupnya. Aku merasa aku telah merubah dia menjadi bukan dia. Aku terlalu banyak menuntut. Tapi dia seringkali mengabulkan tuntutanku. Atau paling tidak berusaha. Tapi entah dibelakangku seperti apa. Aku memang sama sekali tak pantas mengharapkan bintang emas yang bersinar sangat terang. Banyak bintang lain yang berpendar disekelilingnya yang seharusnya lebih pantas menjadi pendampingnya. Bila aku harus melupakan harapanku kepada bintang emas itu, aku akan melupakan. Demi kebahagiaan 2 bintang yang akan bersinar sangat indah jika keduanya berpadu. Aku gak tau, bintang emas masih akan selalu melihatku bila aku selalu melihatnya, menaruh harapan padanya. Dan ketika aku mundur, aku merasa tak mampu, apakah bintang emas masih melihatku seperti itu? Ataukah dia akan pergi? Jika dia pergi, tak apa. Memang benar, aku sama sekali tak pantas. Saat ini, aku puaskan diriku untuk benar benar merasakan berada di sisi bintang emas. Walaupun aku bukan bintang. Bila semua orang merasa terganggu dengan hadirnya aku disisi bintang emas, maka aku akan pergi. Maaf bintang, tapi memang benar, sepertinya saat ini aku hanya menjadi pengisi hidupmu. Dan suatu saat nanti, kau mendapatkan yang lebih pantas, maka aku pergi. Jangan khawatirkan aku. aku hanya pergi. Dan aku hanya melihatmu dengan sisa kekuatan sayap-sayapku.

1 comments:

Anonymous said...

dilema percintaan

Subscribe